Sabtu, 11 Januari 2014

Pemuda dan Perubahan Sosial


Pemuda dan Perubahan Sosial

"Berikan aku satu orang pemuda, akan aku goncangkan dunia"
(Bung Karno)

Pemuda selalu berada di posisi strategis dari setiap tragedi yang mengusung perubahan di negara ini. Peran pemuda sudah menonjol sejak masa penjajahan hingga sekarang. Tanpa pemuda, negara ini seakan tidak bergairah. Perjalanan panjang negara ini hingga titik sekarang tidak terlepas dari warna-warni yang diberikan para pemuda Indonesia yang peduli kepada bangsa dan negara sendiri. Yang menjadi pertanyaan sekarang adalah, dimana posisi pemuda Indonesia saat ini dalam mengomandoi perubahan bagi negara?

Pemuda adalah aset yang perlu diperhatikan pemerintah. Generasi muda adalah tulang punggung bangsa yang diharapkan di masa depan mampu meneruskan meneruskan tongkat estafet. Maka tidak salah jika bung Karno berkata, berikan  aku satu orang pemuda akan aku goncangkan dunia. Sedangkan perubahan sosial menurut Laur adalah:

variation over time in the relationship, among individual, groups cultural, and societies. Social change is pervasive, all of social life is continually changing.” (Salim, 2002: 1)

Perubahan sosial erat kaitannya dengan pembangunan baik individu, kelompok, maupun masyarakat yang lebih luas. Hal ini sejalan dengan peran pemuda sebagai motor penggerak pembangunan sekaligus garda terdepan dalam menggiring bangsa ini menuju kepada pembangunan dan kemajuan.

Sejarah Pemuda dalam Perjalanan Bangsa Indonesia
Pada bagian ini penulis lebih memfokuskan pada masa-masa di awal tahun 1900-an. Gerakan pemuda dimulai dengan didirikannya Boedi Oetomo pada tahun 1908 yang diikuti berdirinya Taman Siswa 1922. Selanjutnya pada tahun 1928 tercetus pula sumpah pemuda yang menjadi tonggak dasar kesatuan dan persatuan bangsa Indonesia. Di masa-masa perang kemerdekaan sekitar tahun 1940-an, pemuda juga memiliki peranan penting sehingga proklamasi kemerdekaan bisa terlaksana pada tanggal 17 Agustus 1945.

Tokoh-tokoh pemuda saat itu begitu banyak dan cenderung memiliki paradigma pemikiran yang berbeda satu sama lain. Dibalik perbedaannya itu, mereka memiliki kesamaan yaitu, memperjuangkan Indonesia merdeka dari penjajah. Tokoh yang mencatatkan namanya pada masa itu diantaranya adalah Ki Hajar Dewantara yang mendirikan Taman Siswa, Douwes Dekker pendiri Indiisj Partie, Cipto Mangunkusumo yang terkenal dekat dengan nama sebelumnya, dan masih banyak lagi.

Pada era pasca kemerdekaan, perjuangan pemuda masih terus diuji. Ujian itu mampu dilewati oleh para pemuda Indonesia saat itu hingga kedaulatan Indonesia diakui oleh dunia. Masa-masa awal kemerdekaan Republik Indonesia adalah masa-masa kritis bagi bangsa ini. Disinilah peran penting para pemuda. Sampai pada akhirnya terjadilah gejolak pada tahun 1965-1966 yang ditandai dengan pemberontakan yang dilakukan oleh PKI. Gejolak tersebut tidak dapat dihindarkan. Lagi-lagi pemuda lah yang menjadi motor penggerak perubahan. Mahasiswa mampu meruntuhkan rezim orde lama untuk kehidupan yang lebih baik lagi.

Di era Orde Baru, peran pemuda seakan mati suri. Tidak ada lagi pergerakan-pergerakan yang frontal dalam menuntut perubahan. Gerakan sering kali dilakukan secara grassroot dan bawah tanah. Kondisi ini disebabkan oleh sistem pemerintahan yang diterapkan Orde Baru yang mengekang kebebasan bersuara. Gerakan bawah tanah dan pemerintahan yang diktator, menjadikan bentrokan "bawah tanah" un tidak terelakkan. Dampaknya, banyaknya terjadi pelanggaran HAM pada era Orde Baru, dari Malari hingga Petrus. Bentrokan "bawah tanah" ini pada akhirnya menemukan waktunya untuk meledak ke permukaan. Puncaknya pada tahun 1998 diawali dengan krisis moneter yang tidak kunjung pulih, pemuda menjadi garda terdepan sekaligus motor penggerak perubahan. Sekali lagi pemuda membuktikan peran dan kekuatannya di negeri ini. Tanpa pemuda, negara ini mungkin sulit untuk berubah.

Dilema Pemuda Indonesia di Era Reformasi
Dilema, itu kata yang tepat bagi posisi dan pemuda Indonesia saat ini. Dilema karena segregasi yang muncul di kalangan pemuda Indonesia. Dilema karena makin majemuknya kelompok pemuda Indonesia. Mereka ada yang benar-benar peduli dengan negara ini, ada pula yang pura-pura peduli dengan negara ini, bahkan ada yang tidak peduli dengan negara ini tetapi peduli dengan kekayaan negara ini. Segregasi itu lah yang tanpa disadari muncul dengan jelas di kalangan pemuda Indonesia saat ini.

Bung Karno memang benar saat mengatakan "berikan  aku satu orang pemuda akan aku goncangkan dunia". Begitu dahsyatnya kekuatan dan peran pemuda dimanapun dan kapan pun. Bahkan saking dahsyatnya, kekuatan ini malah bisa menjadi bumerang bagi Indonesia. Ya bisa menjadi bumerang ketika para pemuda salah asuhan. Mereka bisa dengan ganas merongrong negara ini demi nafsu pribadi yang tak akan pernah terpuaskan.

Terlihat kontradiktif jika melihat kondisi pemuda sekarang denga sejarah eksistensi pemuda di Indonesia. Pemuda sekarang cenderung acuh tak acuh dengan kondisi negara saat ini. Apatis untuk memikirkan negara dan cenderung tidak ingin terlibat dengan hal yang rumit dan tidak ada dampak langsung ke dirinya.

Walaupun hingga saat ini pergerakan mahasiswa masih sering kita dengar di media, tetapi cara yang ditempuh oleh mahasiswa yna gnotaene adalah pemuda tidak seelegan dari yang terdahulu. Contoh kongkrit yang sering terjadi, mahasiswa di Makassar yang seringkali aksinya disisipi dengan membakar ban yang berujung kepada kepadatan lalu lintas. Selain itu, belum lama kita juga disuguhkan dengan berita pemblokiran jalur KRL di stasiun Pondok Cina sebagai bentuk pembelaan mahasiswa UI terhada nasib para pedagang yang tergusur dari stasiun Pondok Cina, Depok. Kasus ini berbuntut panjang karena mahasiswa UI dicap buruk oleh masyarakat khususnya bagi mereka yang setia menjadi penumpang KRL.

Pendidikan dan Perubahan Sosial
Perubahan sosial adalah satu bentuk transformasi yang kompleks yang melibatkan banyak elemen dalam satu kelompok sosial. Perubahan sosial memiliki dua jalan, yaitu perubahan sosial yang mengarah negatif maupun yang positif tergantung bagaimana kita melihat perubahan sosial tersebut dari kacamata yang mana.

Kekompleksan perubahan sosial tersebut juga sudah terjadi di Indonesia bertahun-tahun sebelumnya. Perubahan ini bisa dikatakan selalu melibatkan pemuda. Pemuda yang menjadi motor penggerak dan garda depan perubahan bangsa ini. Yang menjadi permasalahan selanjutnya adalah bagaimana negara dan bangsa ini mampu membentuk karakter pemuda yang hebat, yang bebas tetapi bertanggung jawab, dan pemuda yang bertingkah selayaknya manusia bukan robot.

Permasalah pembentukan karakter pemuda ini bisa terselesaikan dengan penyelenggaraan pendidikan yang manusiawi yang menggiring para pemuda untuk bertindak selayaknya manusia. Seperti yang Paulo Freire katakan, dalam pendidikan harus mengandung dua dimensi, yaitu refleksi dan realitas (aksi). Dimana keduanya harus diterapkan secara bersamaan dalam suatu proses pendidikan. Jika dimensi refleksi saja yang diterapkan maka akan terjadi verbalisme dan sebaliknya jika dimensi aksi saja yang diterapkan maka yang terjadi adalah aktivisme (Freire, 1985: 71).

Selain itu, Paulo Freire memiliki asumsi bahwa keberadaan pendidikan tidak terlepas dari kondisi lingkungan sosial suatu masyarakat itu sendiri (Fakih, 2002: 115). Sehingga pendidikan tidak dapat dikatakan sebagai salah satu aspek yang dapat dilihat sebagai sesuatu yang parsial melainkan sebagai sesuatu yang sangat terkait denga konteks yang lebih luas dari suatu masyarakat itu sendiri.

Sehingga tanggung jawab negara dan kita semua saat ini adalah bagaimana menemukan formula yang pas untuk pendidikan ke depannya agar karakter pemuda bisa terbentuk ke arah yang poisitif dan berdampak besar terhadap kemajuan negara dan bangsa Indonesia. Keberhasilan pendidikan ini tentunya perlu didukung pula oleh semua elemen seperti media dengan memberikan berita dan tayangan yang berkualitas, pemuka agama dengan memerikan suri tauladan yang bisa dicontoh oleh semua orang, dan institusi-institusi lainnya perlu memiliki andil dan peran aktif dalam mewujudkan Indonesia yang maju menuju perubahan yang lebih baik dengan pemuda sebagai garda terdepan dan motor penggerak perubahan.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar