SEJARAH
HIDUP MAHATMA GHANDI
Sejarah Mahatma Gandhi
Mohandas Karamchand Gandhi lahir
pada tahun 1869. Ia lahir di Gujarat, India dan tinggal beberapa tahun di
Inggris dan Afrika Selatan. Ia kembali ke India dari Afrika Selatan untuk
bergabung dengan Gerakan Pembebasan menentang penguasa Inggris.
Gandhi merupakan seorang yang sangat
menghayati kehidupan yang ia jalani. Di setiap kesempatan, ia selalu mencari
jawaban atas banyak pertanyaan-pertanyaan dalam berbagai bidang. Ia menjudulkan
autobiografinya dengan “Pengalamanku tentang Kebenaran”. Nyatanya, sepanjang
hidup ia habiskan untuk mencari kebenaran dan terus berusaha menemukan jawaban.
Ia mengawali karirnya sebagai
seorang pengacara di Afrika Selatan. Suatu ketika, dalam perjalanan di atas
kereta api menuju Pretoria, Gandhi diminta meninggalkan kursi penumpang kelas
satu yang ditumpanginya meskipun ia telah membayar tiketnya. Kondektur kereta
yang berkulit putih itu dengan sinis mengatakan bahwa selain orang kulit putih
tidak diperkenankan menempati kursi kelas utama. Tetapi Gandhi menolak dan
bersikeras untuk tetap menempati kursi yang telah dibayarnya itu. Karena
penolakan ini, sang kondektur menurunkan Gandhi di sebuah stasiun kecil.
Konon, itulah salah satu kejadian
yang kemudian membuatnya selalu berjuang untuk keadilan. Dia selalu
mencontohkan bahwa kita dapat melawan ketidakadilan tanpa kekerasan. Semasa di
Afrika Selatan Mahatma Ghandi mulai
mengembangkan idenya yang disebut Ahimsa atau anti-kekerasan dan mengajarkan
orang-orang India yang hidup di sana bagaimana menerapkan Ahimsa untuk
mengatasi berbagai ketidak adilan yang mereka alami. Metode yang disebut juga
sebagai perlawanan pasif atau anti-bekerjasama dengan mereka yang melakukan
ketidakadilan. Gandhi yakin, dengan menolak bekerjasama, si oknum akhirnya akan
menyadari kesalahannya dan kemudian menghentikan sikap tak adilnya.
Gandhi berhasil dalam berbagai usaha
yang dilakukannya di Afrika Selatan. Namun, tiba juga saatnya ia mesti kembali
ke India yang sedang marak oleh berbagai Gerakan Pembebasan dari Penguasa
Inggris. Ia merasakan sudah menjadi kewajibannya untuk bergabung dan
berkontribusi untuk sebuah cita-cita “India Merdeka”. Gandhi meminta kepada
pengikutnya di India untuk melaksanakan ajaran-ajaran Ahimsa dan menunjukkan
betapa ajaran tersebut dapat menjadi bagian dari perjuangan kemerdekaan India.
Sementara Pergerakan terus
berlangsung, Gandhi tetap melanjutkan pencarian akan kebenaran dan merancang
strategi yang sesuai untuk menghadapi musuh. Ia menyebutnya Satyagraha –
Penegakan Kebenaran. Gandhi yakin bahwa dengan melihat penderitaan seseorang
yang menegakkan kebenaran akan memberi pengaruh dan akan menyentuh nurani
musuh. Satyagraha kemudian dijalankan secara luas dan efektif dalam perjuangan
kemerdekaan. Perjuangan ini akhirnya mencapai satu titik dimana Inggris tak
sanggup bertahan menentang ribuan masa rakyat yang menetangnya, aksi damai yang
menuntut kemerdekaan. Gandhi yakin kepada setiap usaha dan perjuangan yang
dilakukan oleh mereka yang dibimbing langsung olehnya dalam menjalankan
Satyagraha, dan karena ajaran dan pelatihan Satyagraha inilah perjuangannya
membawa hasil.
Mahatma Ghandi masih berkesempatan menyaksikan India merdeka dari
penjajahan Inggris, namun ia amat sedih menyaksikan pertikaian antara Muslim
dan Hindus, juga kepada ribuan rakyat yang menjadi korban Pemisahan India-Pakistan.
Keyakinannya atas Persaudaraan Umat Manusia (The Brotherhood of Man)
tetap tak tergoyahkan walaupun India kini terpisah menjadi India dengan
kelompok mayoritas Hindu sekular, dan Pakistan dengan masyarakatnya yang
mayoritas Muslim, yang kemudian juga terbagi menjadi Pakistan Timur dan
Pakistan Barat. Di akhir hayatnya Gandhi berduka karena ajaran Satyagraha–nya
tak mampu mencegah kebencian antara Hindus dan Muslim yang berakibat
terbelahnya India. Tahun 1948, Gandhi tewas terbunuh di rumah ibadah oleh
seorang Hindu fanatik yang tak setuju dengan paham The Brotherhood of Man yang
dipimpinnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar