Sejarah PKI, Sejarah yang digelapkan
Hari ini, 30 September 2013 tepat 48
tahun tragedi kemanusiaan paling biadab terjadi di negeri ini. Banyak versi
tentang sejarah tragedi ini. dari versi pemerintah yang berkuasa, PKI
disebut-sebut sebagai dalang dari gerakan pemberontakan ini yang ingin
menggantikan Pancasila dengan ideologi komunis. Selain itu, disebut-sebut juga
bahwa Soekarno juga memiliki andil dalm peristiwa ini.
Sejak tagedi itu, masyarakat seakan
telah dibodohi oleh pemerintah berkuasa --pemerintah Soeharto-- selama 32 tahun
dengan membatasi akses sejarah dan pengetahuan tentang paham komunis yang
sempat tenar sebelum tahun 1990-an itu. Pembodohan juga seakan terjadi dengan
konstruksi sejarah yang begitu apik yang hanya menonjolkan tragedi pembunuhan 7
jenderal angkatan darat.
Cap Buruk PKI dan Komunisme di
Indonesia
32 tahun bangsa ini larut dalam
sejarah yang dikonstruksi apik oleh pemerintah. PKI yang sempat berjaya sebelum
tahun 1965. PKI sebagai salah satu partai besar masa itu yang masuk 4 besar
dalam pemilu pertama di negeri ini. Seketika itu pula sejak tahun 1965 PKI
hanya tinggal nama.
Isu agama menjadi isu sensitif yang
mampu meluluhlantakkan PKI dan simpatisannya. PKI yang memegang paham tidak
percaya agama dengan slogan “Agama adalah Candu” dibenturkan kepada tradisi
islam yang sudah mengakar kuat di bangsa Indonesia. Seketika itu pula PKI dan
Islam sukses diadu domba oleh antek kapitalisme di indonesia.1
Cap buruk pun dilabelkan kepada PKI dan Islam dengan basis terkuatnya melawan
secara terbuka terhadap keberadaan PKI di Indonesia.
Isu Pancasila juga dijadikan “umpan
manis” untuk mengadu domba PKI dengan kelompok nasionalisme pada saat itu. PKI
di cap sebagai pengkhianat Pancasila dan harus dilawan dengan tegas. PKI akan
menggantikan Pancasila sebagai Ideologi bangsa dengan paham komunisme yang
dipegang oleh PKI.
Cap buruk dari berbagai kelompok
saat itu melengkapi penderitaan PKI dan kekalahannya dalam ranah politik bangsa
ini. Di cap sebagai seorang kafir yang tidak memiliki agam dan sebagai
pengkhianat Pancasila adalah cap yang paling buruk yang terjadi dalam sejarah
bangsa ini.
32 Tahun Ambiguitas Sejarah
Indonesia
Sejak 30 September 1965 PKI sudah
hancur lebur. dengan alasan mencegah instabilitas yang berlanjut, pembersihan
PKI dan antek-anteknya terus dilakukan sejak tragedi G 30 S itu. Para kader,
pengurus, dan simpatisan diberangus dengan biadab. Terhitung lebih dari 600.000
jiwa yang dibantai tidak terekspose dalam sejarah negara ini. Tidak hanya itu,
mereka yang menjadi tahanan politik tidak pernah menemukan kejelasan nasibnya
selam pemerintahan Soeharto. Mereka tidak pernah diadili selama itu atas
tuduhan keikutsertaannya pada Gestapu.
Gestapu melulu dilimpahkan kepada
PKI sebagai dalangnya. PKI dihitamkan nama dan eksistensinya. Pemerintah dengan
apik mengkonstruksi sejarah kelam tersebut. Melalui pelajaran sejarah sejak SD
hingga SMA, penayangan film G 30 S/PKI yang wajib ditayangkan setiap tahunnya
pada tanggal 30 september, hingga pemberangusan buku-buku sosialisme dan
komunisme di negara ini.
Akses untuk mengetahui lebih banyak
tentang PKI dan tragedi G 30 S versi lain selain versi pemerintah benar-benar
ditutup rapat. Kehidupan kampus pun begitu dijaga ketat. Buku-buku beraliran
kiri Karl Marx tidak bebas beredar. Sekali ada yang terlihat membaca atau
membawa buku itu, mereka langsung di cap PKI dan pengkhianat Pancasila.
Hasil Konstruksi Sejarah
Pemerintah Soeharto berhasil
membentuk sejarah. Rakyat Indonesia mengalami trauma akut dengan nama PKI.
Mereka yang tidak berkecimpung dalam ranah sosial dan sejarah benar-benar telah
menjauhkan nama PKI, Komunisme, dan Marx dari kehidupannya.
Tidak hanya itu, hasil yang paling
jelas bahwa pen-Cap-an PKI sebagai dalang tragedi kelam yang terjadi pada tahun
1965 dengan menyebut tragedi itu sebagai G 30 S/PKI. Semua beranggapan bahw G
30 S erat kaitannya dengan PKI yang telah membunuh 7 jenderal angkatan darat
pada tahun 1965 yang selanjutnya dijadikan pahlawan nasional.
Pemerintah Soeharto juga telah
berhasil menutup rapat tragedi kemanusiaan yang lebih besar jika dibandingkan
dengan pembunuhan 7 jenderal angkatan darat. Pemerintah menutup rapat
pembantaian para kader dan simpatisan PKI yang mencapai lebih dari 600.000
jiwa. Selain itu, pemerintah Soeharto telah berhasil melabelkan mereka sehingga
mereka mendapatkan sanksi sosial di masyarakat. Mereka dikucilkan dan dijauhkan
oleh yang lainnya hanya karena mereka di cap sebagai PKI pada masa sebelumnya.
1 Perlu diketahui, tragedi PKI dan G 30 S adalah salah satu
turunan dari perseteruan perang dingin yang terjadi antara dua kekuatan besar
saat itu, yaitu Amerika dengan kapitalismenya dan Uni Soviet dengan
Komunismenya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar