Sabtu, 11 Januari 2014

Sejarah PKI, Sejarah yang di Gelapkan


Sejarah PKI, Sejarah yang digelapkan

Hari ini, 30 September 2013 tepat 48 tahun tragedi kemanusiaan paling biadab terjadi di negeri ini. Banyak versi tentang sejarah tragedi ini. dari versi pemerintah yang berkuasa, PKI disebut-sebut sebagai dalang dari gerakan pemberontakan ini yang ingin menggantikan Pancasila dengan ideologi komunis. Selain itu, disebut-sebut juga bahwa Soekarno juga memiliki andil dalm peristiwa ini.

Sejak tagedi itu, masyarakat seakan telah dibodohi oleh pemerintah berkuasa --pemerintah Soeharto-- selama 32 tahun dengan membatasi akses sejarah dan pengetahuan tentang paham komunis yang sempat tenar sebelum tahun 1990-an itu. Pembodohan juga seakan terjadi dengan konstruksi sejarah yang begitu apik yang hanya menonjolkan tragedi pembunuhan 7 jenderal angkatan darat.

Cap Buruk PKI dan Komunisme di Indonesia
32 tahun bangsa ini larut dalam sejarah yang dikonstruksi apik oleh pemerintah. PKI yang sempat berjaya sebelum tahun 1965. PKI sebagai salah satu partai besar masa itu yang masuk 4 besar dalam pemilu pertama di negeri ini. Seketika itu pula sejak tahun 1965 PKI hanya tinggal nama.

Isu agama menjadi isu sensitif yang mampu meluluhlantakkan PKI dan simpatisannya. PKI yang memegang paham tidak percaya agama dengan slogan “Agama adalah Candu” dibenturkan kepada tradisi islam yang sudah mengakar kuat di bangsa Indonesia. Seketika itu pula PKI dan Islam sukses diadu domba oleh antek kapitalisme di indonesia.1 Cap buruk pun dilabelkan kepada PKI dan Islam dengan basis terkuatnya melawan secara terbuka terhadap keberadaan PKI di Indonesia.

Isu Pancasila juga dijadikan “umpan manis” untuk mengadu domba PKI dengan kelompok nasionalisme pada saat itu. PKI di cap sebagai pengkhianat Pancasila dan harus dilawan dengan tegas. PKI akan menggantikan Pancasila sebagai Ideologi bangsa dengan paham komunisme yang dipegang oleh PKI.

Cap buruk dari berbagai kelompok saat itu melengkapi penderitaan PKI dan kekalahannya dalam ranah politik bangsa ini. Di cap sebagai seorang kafir yang tidak memiliki agam dan sebagai pengkhianat Pancasila adalah cap yang paling buruk yang terjadi dalam sejarah bangsa ini.

32 Tahun Ambiguitas Sejarah Indonesia
Sejak 30 September 1965 PKI sudah hancur lebur. dengan alasan mencegah instabilitas yang berlanjut, pembersihan PKI dan antek-anteknya terus dilakukan sejak tragedi G 30 S itu. Para kader, pengurus, dan simpatisan diberangus dengan biadab. Terhitung lebih dari 600.000 jiwa yang dibantai tidak terekspose dalam sejarah negara ini. Tidak hanya itu, mereka yang menjadi tahanan politik tidak pernah menemukan kejelasan nasibnya selam pemerintahan Soeharto. Mereka tidak pernah diadili selama itu atas tuduhan keikutsertaannya pada Gestapu.

Gestapu melulu dilimpahkan kepada PKI sebagai dalangnya. PKI dihitamkan nama dan eksistensinya. Pemerintah dengan apik mengkonstruksi sejarah kelam tersebut. Melalui pelajaran sejarah sejak SD hingga SMA, penayangan film G 30 S/PKI yang wajib ditayangkan setiap tahunnya pada tanggal 30 september, hingga pemberangusan buku-buku sosialisme dan komunisme di negara ini.

Akses untuk mengetahui lebih banyak tentang PKI dan tragedi G 30 S versi lain selain versi pemerintah benar-benar ditutup rapat. Kehidupan kampus pun begitu dijaga ketat. Buku-buku beraliran kiri Karl Marx tidak bebas beredar. Sekali ada yang terlihat membaca atau membawa buku itu, mereka langsung di cap PKI dan pengkhianat Pancasila.

Hasil Konstruksi Sejarah
Pemerintah Soeharto berhasil membentuk sejarah. Rakyat Indonesia mengalami trauma akut dengan nama PKI. Mereka yang tidak berkecimpung dalam ranah sosial dan sejarah benar-benar telah menjauhkan nama PKI, Komunisme, dan Marx dari kehidupannya.

Tidak hanya itu, hasil yang paling jelas bahwa pen-Cap-an PKI sebagai dalang tragedi kelam yang terjadi pada tahun 1965 dengan menyebut tragedi itu sebagai G 30 S/PKI. Semua beranggapan bahw G 30 S erat kaitannya dengan PKI yang telah membunuh 7 jenderal angkatan darat pada tahun 1965 yang selanjutnya dijadikan pahlawan nasional.

Pemerintah Soeharto juga telah berhasil menutup rapat tragedi kemanusiaan yang lebih besar jika dibandingkan dengan pembunuhan 7 jenderal angkatan darat. Pemerintah menutup rapat pembantaian para kader dan simpatisan PKI yang mencapai lebih dari 600.000 jiwa. Selain itu, pemerintah Soeharto telah berhasil melabelkan mereka sehingga mereka mendapatkan sanksi sosial di masyarakat. Mereka dikucilkan dan dijauhkan oleh yang lainnya hanya karena mereka di cap sebagai PKI pada masa sebelumnya.
1 Perlu diketahui, tragedi PKI dan G 30 S adalah salah satu turunan dari perseteruan perang dingin yang terjadi antara dua kekuatan besar saat itu, yaitu Amerika dengan kapitalismenya dan Uni Soviet dengan Komunismenya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar